Willa Nurjoip
Syifa, seorang siswi SMA yang cenderung pendiam, menemukan dunianya terbalik ketika menjadi sasaran bullying dari Joip, siswa populer di SMA Bandung Cerah. Joip , yang kerap mengejek dan meremehkan syifa karena perbedaan mereka, tanpa menyadari konsekuensi emosional yang ditimbulkan pada Syifa. Syifa, yang memiliki bakat menulis yang luar biasa, mencoba menghadapi perlakuan kasar tersebut dengan cara yang luar biasa ia mengekspresikan perasaannya melalui tulisannya. Ia menciptakan karya-karya yang penuh emosi tanpa menyebut nama joip. berharap agar dunia dapat memahami kepedihannya. Namun, situasi semakin rumit ketika Joip mengetahui bahwa tulisan-tulisan itu sebenarnya tentang dirinya.
Dalam upayanya mengatasi rasa tidak nyaman, Syifa menemukan keberanian untuk berbicara terbuka di depan seluruh sekolah tentang dampak negatif dari bullying. Meskipun ia berusaha menjaga kerahasiaannya, kejelasan ceritanya membuat banyak siswa menyadari pentingnya menghormati perbedaan dan mendorong sikap yang lebih baik dalam lingkungan sekolah. Joip, terpukul oleh akibat dari perbuatannya, mulai merenung dan bertanya pada dirinya sendiri apakah sikapnya telah menyebabkan kerugian yang tak terhitung. Sambutan positif dari sebagian besar siswa membuka mata Joip terhadap kesalahannya.
Seiring berjalannya waktu, Joip, merasa tersentuh oleh perubahan suasana hati di sekolah dan motivasi untuk hidup yang lebih baik, berusaha meminta maaf kepada Syifa. Meskipun mereka tidak langsung menjadi teman, tetapi hubungan diantara mereka berdua lebih baik lagi daripada sebelumnya. Bahkan setelah kejadian tersebut, Joip menjadi pribadi yang lebih baik lagi sehingga Syifa pun mulai tertarik kepadanya.
Komentar
Posting Komentar