Langsung ke konten utama

“Menemukan Kepercayaan Diri"

                                    Sri Putri Hastuti


Di sebuah sekolah, ada seorang siswi bernama putri. Putri adalah seorang gadis yang kurus dan kecil tubuhnya. Namun, kekurusannya sering menjadi bahan omongan oleh teman-temannya. 

Putri sering kali merasa tersisih dan tidak dihargai karena tubuhnya yang kurus. Dia merasa sedih dan frustasi karena dianggap tidak cukup cantik atau menarik. Namun, ada sebagian orang di sekolah yang justru ingin memiliki tubuh yang kurus seperti putri.

Salah satu dari mereka adalah Sarah, sahabat putri sejak lama. Sarah adalah seorang gadis yang memiliki tubuh yang lebih berisi. Dia sering kali mengolok-olok putri dengan mengatakan, "Kamu harus minum obat penggemuk, putri. Tubuhmu terlalu kurus!"

Putri merasa terluka dengan kata-kata Sarah. Dia merasa bahwa dirinya tidak diterima apa adanya. Namun, putri memutuskan untuk tidak membalas atau membiarkan dirinya terprovokasi. Dia ingin menunjukkan bahwa kepercayaan diri tidak hanya bergantung pada penampilan fisik.

Tidak hanya teman-temannya, bahkan seorang guru di sekolah juga sering mengomentari tubuh putri. Ketika sedang mengajar di kelas, Guru Anita sering berkata, "putri, kamu kurus banget! Kamu harus makan lebih banyak."

Di suatu hari yang cerah, putri berkumpul dengan keluarganya untuk merayakan ulang tahun adiknya, fariz. Mereka berkumpul di rumah nenek mereka, tempat yang selalu dipilih untuk acara keluarga.

Saat putri tiba di rumah nenek, dia merasa senang bisa bertemu dengan semua saudara-saudaranya yang sudah lama tidak ditemui. Namun, seiring berjalannya waktu, putri mulai merasa tidak nyaman dengan komentar-komentar yang sering kali dia terima.

Saat saling berpelukan dengan salah satu saudaranya, putri mendengar seorang saudara laki-laki berkata, "Kurus banget sekarang, ya?" Komentar tersebut membuat putri merasa tersinggung dan tidak nyaman. Dia merasa seperti penampilannya menjadi bahan olok-olok di hadapan keluarganya sendiri.

Putri mencoba untuk menyembunyikan perasaannya dan tetap tersenyum, tetapi dalam hatinya dia merasa terluka. Dia bertanya-tanya mengapa saudaranya perlu mengomentari penampilannya dengan cara yang tidak sensitif.

Namun, Putri memutuskan untuk tidak membiarkan komentar tersebut menghancurkan suasana bahagia keluarga. Dia ingin menikmati momen bersama keluarganya dan tidak membiarkan kata-kata yang tidak menyenangkan mengganggu kebahagiaannya.

Komentar-komentar tersebut membuat putri semakin merasa tidak nyaman dengan tubuhnya. Namun, putri menyadari bahwa dia harus mengubah cara pandangnya terhadap dirinya sendiri. Dia memutuskan untuk mencari kekuatan dalam dirinya sendiri dan menemukan kepercayaan diri yang sejati.

Putri mulai berbicara dengan ibunya tentang perundungan yang dia alami. Ibunya memberikan dukungan dan memberitahu putri bahwa kecantikan sejati tidak hanya terletak pada penampilan fisik, tetapi juga pada kebaikan hati dan kepercayaan diri.

Putri mulai mengikuti kegiatan yang dia sukai, seperti seni dan musik. Dia menemukan kebahagiaan dalam mengekspresikan dirinya melalui karya seni. 

Putri merasa lega dan bahagia melihat perubahan yang terjadi. Dia mulai percaya pada dirinya sendiri dan tidak lagi membiarkan perundungan menghancurkan kepercayaan dirinya. Putri belajar untuk menerima dan mencintai tubuhnya apa adanya.

Pesan moral dari cerita ini adalah bahwa setiap orang memiliki keunikan dan keindahan dalam tubuhnya sendiri. Kita tidak perlu membandingkan diri dengan orang lain atau menginginkan tubuh orang lain. Yang penting adalah kita merasa nyaman, sehat, dan percaya diri dalam tubuh kita sendiri. Mari kita saling mendukung dan menghargai keunikan tubuh kita serta menghentikan perundungan terhadap orang lain berdasarkan penampilan fisik.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Story at School

 Rika Dimas Fitria  XII.i B.Indonesia Story at School Kelas X  Pada suatu hari,,saya telah lulus MTs sampai orang tua meneruskan saya ke Sekolah SMAN 1 Cikalongwetan ini,lalu saya daftar ke SMAN 1 Cikalongwetan bersama kakak dari pagi sampai jelang malam,sampai menunggu pengumuman diterima atau tidaknya,sampailah Alhamdulillah saya diterima disekolah ini.Lalu salah satu teman sosmed menghubungi saya bahwa kita sekelas,dia bernama Shifa Sulastri.karena sekolah ini pada era covid kita sekolah dibagi sesi pertama dan kedua lalu saya sesi dua sampai bertemu pada pertemuan sekolah saya bertemu dengan Shifa langsung,tidak hanya Shifa bahwa saya juga sekelas dengan temen SD saya yaitu Siti Sopiah,sampai pada hari-hari berikutnya saya berkenalan dengan teman yang lainnya seperti N.Sani,Suci dan yang lainnya.Lalu wali kelas X kita adalah ibu Amila sholihah lalu saya mengerjakan tugas sebagian BDR dan diadakannya projek Pertama yang berjudul KTI (karya tulis Imiyah) dan disatukan k...

CERITA YANG TIDAK AKAN BERAKHIR

Saskia Agustin Masa corona akhirnya berakhir, semua yang berada di rumah akhirnya kembali menjalani kehidupan seperti semula walaupun masih identik dengan pemakaian masker yang wajib dipakai apabila akan keluar rumah. Seperti halnya denganku, saskia. Mulai kembali menjadi siswi yang berangkat pagi untuk ke sekolah, yang juga seperti itu. Pembelajaran di sekolah masih belum efektif ternyata, jadi para guru memberikan alternatif agar bisa melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah dengan menerapkan sistem yang dikelas para murid dibagi 2 atau dengan sebutan sesi a dan b.  Belum begitu banyak mengenal siapa saja yang ada di kelas hanya satu, siti. Unik memang ketika Aku menyangka kalau Siti itu orangnya memiliki badan yang tinggi hahah. Alurnya singkat sampai tanpa tidak sadar kalau kita sudah begitu dekat tapi bukan hanya siti ada satu orang lagi yang sampai sekarang dekat denganku dia Rahma, orang ketika mendengar namanya pasti akan langsung bilang " anu pinter tea", asli mema...

JEJAK LANGKAH DI TAMAN ILMU

  JEJAK LANGKAH DI TAMAN ILMU Veraldie Esa Putra Nirmawan Perkenalkan nama saya Veraldie Esa Putra Nirmawan, di masa SMA saya, saya bersekolah di SMA kebanggaan warga Cikalong dan sekitarnya yaitu di SMA Negeri 1 Cikalongwetan. Saya hidup 3 tahun di sekolah ini berawal dan berakhir dikelas yang sama yaitu kelas G. sekarang saya ingin bercerita tentang kehidupan saya selama bersekolah di SMAN 1 Cikalongwetan, selama 3 tahun ini yang penuh suka dan duka. Tanggal 16 Juli 2021 adalah awal dari perjalanan baru di hidup saya menuju hidup yang semakin realistis. Di sekolah saya sering dipanggil Veral. Pada awalnya, ketika saya pertama kali masuk SMA, saya merasa campur aduk antara kegembiraan dan juga kecemasan. Sebuah babak baru di hidup saya yang penuh dengan harapan serta tantangan. Pada pembelajaran pertama, kita tidak bisa langsung bertatap muka dengan teman-teman kelas karena kondisinya tidak memungkinkan, yang pada saat itu sedang dalam kondisi pandemi dan pemerintah pun menuru...