Langsung ke konten utama

MENEMPA DIRI DAN MENEMUKAN MAKNA

Namaku Anisa Rahmawati. Aku akan menceritakan kisahku selama bersekolah di SMAN 1 Cikalongwetan. Pertama kali aku menginjakkan kaki di sekolah ini adalah saat pendaftaran ulang. Saat itu, aku tidak tahu letak SMAN 1 Cikalongwetan itu dimana. Untungnya aku pergi bersama teman. Tapi ternyata temanku itu juga tidak tahu. Akhirnya kita menanyakan ke orang lain. Disaat orang lain pergi bersama orang tuanya, saat itu aku hanya pergi bersama temanku yang sama akan bersekolah disitu. Pertama kali melihat sekolah ini aku kagum, ternyata sekolahnya luas sekali, dan aku senang bisa diterima disekolah ini.




        Awal masuk sekolah ini berbeda dari sebelum-sebelumnya. Karena saat itu sedang maraknya covid-19 yang mengharuskan kita menggunakan protokol kesehatan dan menjaga jarak. Sehingga kegiatan belajar mengajar pun tidak dilakukan secara tatap muka tetapi dilakukan secara online/ daring dari rumah. Setelah beberapa kali pertemuan secara online, aku mengalami musibah. Hp yang digunakan untuk belajar secara online rusak. Saat itu aku bingung harus bagaimana, sedangkan aku harus tetap belajar menggunakan hp itu. Tetapi untungnya sekolah menyediakan fasilitas tersebut, aku bisa tetap belajar secara online menggunakan komputer yang ada di labkom sekolah. Hingga beberapa hari berlalu, orang tuaku diberikan rezeki sehingga dapat membelikan aku hp baru untuk sekolah. 


          Setelah daring beberapa waktu, sekolah pun menetapkan sesi pertemuan belajar, satu kelas dibagi menjadi dua sesi. Disitu aku bertemu dengan teman-teman sekelasku. Aku duduk bersama Adel, karena saat itu aku hanya mengenalnya dan Adel juga adalah teman SMP ku dulu. Sedikit aku ceritakan tentangnya. Adelia Nurfatonah namanya, dia adalah orang yang sangat baik sekali. Aku mengenalnya dari SMP. Walaupun saat itu kita hanya satu kali sekelas, tapi aku cukup dekat dengannya. Aku dan Adel selalu bersama, kita mempunyai kepribadian yang hampir sama pula. Kita sama-sama orang yang pemalu, dan tidak suka keramaian. Hingga awal memilih ekskul pun sama.



        Ekskul yang kita pilih dulu kopsis namanya, yang sekarang sudah berganti nama menjadi LSC. Mungkin karena dulu masih awal masuk sekolah secara tatap muka, yang ikut ekskul ini hanya beberapa saja. Tetapi semakin kesini justru semakin berkurang juga. Terkadang hanya aku dan Adel di angkatan kita yang mengikuti kumpulan rutin ekskul ini. Bahkan terkadang, Adel pun tidak ikut pertemuan dikarenakan sakit. Hingga hanya aku sendiri yang mengikutinya. Karena hal itu, aku menjadi dekat dengan akang teteh tingkat ku, ya tentunya karena mereka hanya tahu aku saja. Hari demi hari berlalu, kasus covid-19 semakin berkurang, hingga akhirnya sekolah pun kembali diadakan secara tatap muka. Anggota ekskul pun semakin bertambah. 

       Di awal kelas 10 angkatan aku juga menjadi awal diterapkannya kurikulum baru yaitu kurikulum merdeka, yang didalamnya ada projek-projek yang harus dilakukan secara berkelompok. Seperti pada projek pertama, aku dan kelompok membuat makalah, membuat kerajinan, kemudian membuat video tentang bullying, di kelas 11 membuat miniatur rumah adat bali, membuat produk makanan dari suatu daerah dan dijual. Kelompok aku membuat bakso malang dan es buto ijo. Dan yang terakhir di kelas 12 projek tentang suara demokrasi membuat partai. Juga ada pembelajaran kolaborasi gandawani membuat wayang dan yang terakhir membuat sablon.


          Singkat cerita, aku menemukan sahabat-sahabat baru bersama Adel. Ada Alya, Gina, Resmi juga Nabila. Entah bagaimana awalnya kita bisa menjadi dekat. Semua mengalir begitu saja. Banyak kisah seru yang telah dijalani bersama mereka di masa putih abu ini. Mereka mewarnai hari-hari ku. 

        

      Kembali pada cerita ekskul, di kelas 11 aku menjadi koordinator, bersama seorang rekan ku. Singkat cerita, ada seleksi untuk menjadi pendamping MPLS yang diambil dari setiap perwakilan ekskul. Karena aku ingin mencoba hal baru dan keluar dari zona nyamanku, akhirnya aku mencoba untuk daftar, lalu diseleksi. Dan setelah diseleksi ternyata aku lolos. Disana, aku berusaha semaksimal mungkin untuk benar-benar keluar dari zona nyamanku yang seorang pendiam dan tidak suka keramaian untuk melakukan tugasku dengan baik. Aku juga mengikuti kegiatan LDKS bersama kedua orang rekanku dari perwakilan ekskul ku. Disana, aku belajar banyak hal tentang kepemimpinan, kedisiplinan, bagaimana membuat administrasi, dan banyak lagi hal lainnya. Hingga akhirnya aku memberanikan diri untuk mencalonkan diri sebagai ketua di ekskul ku. Aku tidak berharap banyak untuk terpilih, aku hanya ingin mempertahankan dan ingin ekskul ini berkembang, karena di angkatan ku, hanya sedikit sekali yang ikut ekskul ini. Ternyata, aku terpilih menjadi ketua. Perasaanku campur aduk, senang juga takut. Aku takut tidak dapat melaksanakannya dengan baik. Tapi aku sekuat tenaga berusaha untuk menjalankan tugasku dengan baik, walaupun tetap saja, kekurangan itu pasti ada. Aku belajar banyak hal. Banyak yang telah dilewati bersama ekskul ini di sekolah, entah itu senang, sedih, susah. Walaupun di masa jabatanku tidak semua berjalan dengan baik, tapi itu semua memberikanku pelajaran untuk melakukan hal yang lebih baik lagi kedepannya. Kini, masa ku bersama LSC sudah berakhir. Aku ucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang ada dan sudah banyak membantu aku dalam menjalankan ekskul ini. 

 


       Dimulai dari kelas 11 hingga kelas 12 sekarang juga ada peminatan, yang mana selama dua hari kita berpindah-pindah kelas sesuai dengan mata pelajaran yang kita pilih dan telah ditentukan. Aku mengambil peminatan mata pelajaran kimia, bahasa inggris, ekonomi, dan biologi. Di kelas peminatan siswanya dari berbagai kelas. Jadi, kita bisa mengenal teman-teman dari kelas yang berbeda.


        Waktu terasa begitu cepat berlalu. Kini aku sudah ada di penghujung masa putih abu ini. Yang berarti tidak lama lagi akan meninggalkan sekolah ini. Di penghujung masa ini ada salah satu tugas akhir yang harus diselesaikan, yaitu karya tulis ilmiah (KTI). Banyak lika-liku perjalanan untuk bisa menyelesaikan tugas akhir ini. 


     Masih banyak kisah seru lainnya di SMAN 1 Cikalongwetan ini. Terimakasih untuk semua yang telah mewarnai masa-masa putih abu di SMAN 1 Cikalongwetan ini. Teruntuk semuanya, semoga kita semua dapat kembali berjumpa dan sukses di masa depan.




      ANISA RAHMAWATI 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Story at School

 Rika Dimas Fitria  XII.i B.Indonesia Story at School Kelas X  Pada suatu hari,,saya telah lulus MTs sampai orang tua meneruskan saya ke Sekolah SMAN 1 Cikalongwetan ini,lalu saya daftar ke SMAN 1 Cikalongwetan bersama kakak dari pagi sampai jelang malam,sampai menunggu pengumuman diterima atau tidaknya,sampailah Alhamdulillah saya diterima disekolah ini.Lalu salah satu teman sosmed menghubungi saya bahwa kita sekelas,dia bernama Shifa Sulastri.karena sekolah ini pada era covid kita sekolah dibagi sesi pertama dan kedua lalu saya sesi dua sampai bertemu pada pertemuan sekolah saya bertemu dengan Shifa langsung,tidak hanya Shifa bahwa saya juga sekelas dengan temen SD saya yaitu Siti Sopiah,sampai pada hari-hari berikutnya saya berkenalan dengan teman yang lainnya seperti N.Sani,Suci dan yang lainnya.Lalu wali kelas X kita adalah ibu Amila sholihah lalu saya mengerjakan tugas sebagian BDR dan diadakannya projek Pertama yang berjudul KTI (karya tulis Imiyah) dan disatukan k...

JEJAK LANGKAH DI TAMAN ILMU

  JEJAK LANGKAH DI TAMAN ILMU Veraldie Esa Putra Nirmawan Perkenalkan nama saya Veraldie Esa Putra Nirmawan, di masa SMA saya, saya bersekolah di SMA kebanggaan warga Cikalong dan sekitarnya yaitu di SMA Negeri 1 Cikalongwetan. Saya hidup 3 tahun di sekolah ini berawal dan berakhir dikelas yang sama yaitu kelas G. sekarang saya ingin bercerita tentang kehidupan saya selama bersekolah di SMAN 1 Cikalongwetan, selama 3 tahun ini yang penuh suka dan duka. Tanggal 16 Juli 2021 adalah awal dari perjalanan baru di hidup saya menuju hidup yang semakin realistis. Di sekolah saya sering dipanggil Veral. Pada awalnya, ketika saya pertama kali masuk SMA, saya merasa campur aduk antara kegembiraan dan juga kecemasan. Sebuah babak baru di hidup saya yang penuh dengan harapan serta tantangan. Pada pembelajaran pertama, kita tidak bisa langsung bertatap muka dengan teman-teman kelas karena kondisinya tidak memungkinkan, yang pada saat itu sedang dalam kondisi pandemi dan pemerintah pun menuru...

CERITA YANG TIDAK AKAN BERAKHIR

Saskia Agustin Masa corona akhirnya berakhir, semua yang berada di rumah akhirnya kembali menjalani kehidupan seperti semula walaupun masih identik dengan pemakaian masker yang wajib dipakai apabila akan keluar rumah. Seperti halnya denganku, saskia. Mulai kembali menjadi siswi yang berangkat pagi untuk ke sekolah, yang juga seperti itu. Pembelajaran di sekolah masih belum efektif ternyata, jadi para guru memberikan alternatif agar bisa melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah dengan menerapkan sistem yang dikelas para murid dibagi 2 atau dengan sebutan sesi a dan b.  Belum begitu banyak mengenal siapa saja yang ada di kelas hanya satu, siti. Unik memang ketika Aku menyangka kalau Siti itu orangnya memiliki badan yang tinggi hahah. Alurnya singkat sampai tanpa tidak sadar kalau kita sudah begitu dekat tapi bukan hanya siti ada satu orang lagi yang sampai sekarang dekat denganku dia Rahma, orang ketika mendengar namanya pasti akan langsung bilang " anu pinter tea", asli mema...