Langsung ke konten utama

Di Bawah Bayang Karst: Ketika Batu Bicara

                                                                         Sumber : IG @kba_cidadap_padalarang

Di suatu pagi berkabut di Cidadap, embun menetes perlahan dari tiap helai daun. Udara pagi menyapa tubuh karst Citatah batu kapur raksasa yang membentang gagah, sunyi namun penuh suara. Suara waktu. Suara alam. Suara jejak purba yang ingin didengar.

Tapi belakangan, suara itu mulai tercekat. Deru mesin. Luncuran batu. Debu putih beterbangan ke udara. Karst yang dulu megah kini teriris, sebagian tubuhnya hilang tergadai demi keuntungan sesaat.

Warisan Purba yang Hampir Hilang

Karst Citatah bukan batu biasa. Ia menyimpan kisah zaman laut purba, fosil kehidupan laut, hingga transformasi alam yang lambat tapi nyata. Di kawasan inilah dahulu ditemukannya jejak manusia purba di Gua Pawon bukti bahwa manusia telah berdampingan dengan karst sejak ribuan tahun lalu. 

Tapi ancaman serius datang dari penambangan. Batu kapur yang dijual murah menjadi insentif ekonomi bagi sebagian warga yang punya keterbatasan pilihan. Sayangnya, penambangan itu merusak struktur karst, merenggut cadangan air, memicu retakan, erosi, dan longsor. Di Cidadap, banyak warga merasakan dampak langsung: air sumur semakin sulit, tanah kehilangan kesuburan, debu masuk ke paru-paru anak-anak. 

Titik Balik Dimulai dari Pemuda

Mencekamnya situasi membuat sekelompok anak muda Cidadap terbangun dari tidur. “Karst kita dijarah, kampung kita tersakiti,” begitu kira-kira kesadaran yang muncul. Mereka mendirikan Forum Pemuda Peduli Karst Citatah. Dengan modal keberanian dan cinta kampung, mereka mulai menyuarakan: batu bukan komoditas tunggal, tetapi warisan bersama yang harus dilindungi.

Gerakan itu berjalan perlahan, dengan edukasi dari rumah ke rumah. Mereka bicara tentang dampak tambang, tentang air, tentang masa depan anak cucu. Mereka menyapa warga dan mengajak mereka berpikir ulang.

Momen besar datang ketika Cidadap bergabung ke program Kampung Berseri Astra (KBA) pada 2016. Kerja sama ini memberi wadah untuk mewujudkan mimpi: bahwa desa bisa lestari, hidup berdampingan dengan karst tanpa merusaknya.

Dari Tambang ke Tunas Harapan

Transformasi Cidadap tidak lantas instan. Tapi ketika satu langkah dilakukan, maka langkah berikutnya menjadi lebih ringan. Beberapa hal yang dilakukan:

  • Pekarangan rumah warga disulap jadi kebun sayur & tanaman obat. Warga menanam, merawat, memanen sendiri bahan pangan dasar. 

  • Bank sampah & kompos dijalankan secara rutin, meminimalkan limbah dan memberi nilai ekonomi kecil ke warga. 

  • Penanaman pohon: di kawasan Stone Garden, warga dan pihak Astra menanam pohon trembesi sebanyak ratusan bibit bagian dari langkah konservasi. 

  • Pengembangan ekowisata: Stone Garden kini menjadi destinasi dengan sentuhan edukatif. Warga difasilitasi menjadi local guide, membuka jalur trekking batu, caving, dan edukasi alam sekitar. 

Suatu sore, aku membayangkan seorang pemuda Cidadap berdiri di atas batu besar Stone Garden, angin menerpa rambutnya, dia menunjuk ke horizon batu putih dan berkata: “Inilah rumah kita. Inilah warisan.”

Kisah Nyata, Tangis & Tawa

       
                                                                   Sumber : IG @kba_cidadap_padalarang

Namanya Deden (atau “Kang Deden” di kampung). Deden adalah penggerak utama FP2KC. Dia dulu juga sempat ikut menambang batu kapur, sebab itulah mata pencahariannya. Tapi hatinya gelisah ketika ia mulai melihat perubahan tanah dan udara kampungnya. Dia lalu memilih berhenti, beralih ke konservasi, memimpin gerakan lokal.

“Sosialisasi berjalan terus dari 2016 hingga sekarang, alhamdulillah ada perubahan,” ujar Deden ketika ditemui di Cidadap, menurut liputan kumparan. 

Kemudian ada Teh Dini, ibu rumah tangga, yang sebelumnya mengurusi dapur dan anak-anak. Sekarang dia belajar mengelola bank sampah, mengajak tetangga memilah plastik, kompos, dan menjadikan sampah bukan musuh tetapi sumber.

Banyak cerita kecil seperti ini: ada yang dulu mencemooh, kini ikut menanam. Ada yang dulu skeptis, sekarang jadi pemandu wisata desa sendiri. Ada anak muda yang dulunya ingin mencari kerja jauh, sekarang memilih bertahan menghadirkan perubahan di kampungnya.

Tantangan & Harapan Bertaut

       
                                                                     Sumber : IG @kba_cidadap_padalarang

Tentu tidak mulus. Masih ada tekanan tambang. Masih ada warga yang tergoda bayaran instan. Infrastuktur jalan desa masih terbatas. Akses pasar ke produk lokal masih sulit. Regulasi pelindung karst belum kuat.

Namun, harapan tumbuh kuat lewat kolaborasi. Lembaga lingkungan lokal turut memberi dukungan. Studi geologi dan advokasi hukum mulai diperkuat. Aspirasi bahwa Cidadap bisa menjadi desa percontohan ekovillage menggema ke media dan komunitas lingkungan di Jawa Barat dan Indonesia. PBatu yang Berbicara

Jika kamu datang ke Cidadap, jangan hanya mengambil foto. Dengarkan bisik batu. Rasakan getir tanah. Selami aroma pepohonan yang ditanam dengan harapan.

Cidadap adalah kisah kecil yang menolak dimusnahkan. Ia mendongeng bahwa manusia bisa jadi teman alam, bukan pemusnahnya. Bahwa warisan purba bukan pajangan, melainkan amanah. Dan bahwa generasi sekarang punya tanggung jawab untuk menjaga, bukan merusak.

Dalam tiap langkah kecil: menanam satu pohon, mengolah satu sampah, mengajak satu tetangga, memberi ilmu kepada satu anak  di sanalah perlawanan lembut itu terjadi.

Semoga suatu hari, karst Citatah tak lagi dijarah, melainkan dirawat. Semoga generasi mendatang tak hanya tahu Cidadap dari foto, tapi mendengar suaranya sendiri: bahwa kampung itu memilih hidup.


#APA2025-ODOP
#SatukanGerakTerusBerdampak #KitaSATUIndonesia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

THE IMPACT OF BOTTLE RECYCLING

  By Rizka, Sulis, Dela, Robi, Salman, Haikal Waste is the remaining product or item that is no longer used. There are 3 ways or methods to manage waste namely reducing, reusing and recycling plastic here will discuss about recycling the plastic bottle waste, recycling plastic bottle is very beneficial and has many positive impacts. Although some students actively participate in this practice, there are still many students who  cannot or refuse to recycle plastic bottles. The following is the impacts of recycling of bottle waste for our life From our interviews and research, several positive and negative impacts of recycling plastic bottle waste have been identified, such as air pollution, where certain methods of recycling plastic bottles can harm air quality. Recycling bottle waste can impact the quality of the product itself. Poor and inadequate management during production stages can result in low-quality products. Recycling plastic bottle waste also leads to an increase i...

Story at School

 Rika Dimas Fitria  XII.i B.Indonesia Story at School Kelas X  Pada suatu hari,,saya telah lulus MTs sampai orang tua meneruskan saya ke Sekolah SMAN 1 Cikalongwetan ini,lalu saya daftar ke SMAN 1 Cikalongwetan bersama kakak dari pagi sampai jelang malam,sampai menunggu pengumuman diterima atau tidaknya,sampailah Alhamdulillah saya diterima disekolah ini.Lalu salah satu teman sosmed menghubungi saya bahwa kita sekelas,dia bernama Shifa Sulastri.karena sekolah ini pada era covid kita sekolah dibagi sesi pertama dan kedua lalu saya sesi dua sampai bertemu pada pertemuan sekolah saya bertemu dengan Shifa langsung,tidak hanya Shifa bahwa saya juga sekelas dengan temen SD saya yaitu Siti Sopiah,sampai pada hari-hari berikutnya saya berkenalan dengan teman yang lainnya seperti N.Sani,Suci dan yang lainnya.Lalu wali kelas X kita adalah ibu Amila sholihah lalu saya mengerjakan tugas sebagian BDR dan diadakannya projek Pertama yang berjudul KTI (karya tulis Imiyah) dan disatukan k...

CERITA YANG TIDAK AKAN BERAKHIR

Saskia Agustin Masa corona akhirnya berakhir, semua yang berada di rumah akhirnya kembali menjalani kehidupan seperti semula walaupun masih identik dengan pemakaian masker yang wajib dipakai apabila akan keluar rumah. Seperti halnya denganku, saskia. Mulai kembali menjadi siswi yang berangkat pagi untuk ke sekolah, yang juga seperti itu. Pembelajaran di sekolah masih belum efektif ternyata, jadi para guru memberikan alternatif agar bisa melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah dengan menerapkan sistem yang dikelas para murid dibagi 2 atau dengan sebutan sesi a dan b.  Belum begitu banyak mengenal siapa saja yang ada di kelas hanya satu, siti. Unik memang ketika Aku menyangka kalau Siti itu orangnya memiliki badan yang tinggi hahah. Alurnya singkat sampai tanpa tidak sadar kalau kita sudah begitu dekat tapi bukan hanya siti ada satu orang lagi yang sampai sekarang dekat denganku dia Rahma, orang ketika mendengar namanya pasti akan langsung bilang " anu pinter tea", asli mema...