Sekarang aku duduk di kelas 12 H, yang lebih akrab dikenal dengan sebutan Xhenon. Kelas yang isinya orang-orang random mulai dari yang receh, cerdas, rusuh, bermasalah, sampai segala pun ada. Tapi jujur, di balik semua itu, kelas ini adalah rumah buat aku. Tempat aku tumbuh, tertawa, marah, sedih, dan belajar banyak hal tentang hidup.
![]() |
.jpeg)
ini nih barudak xhenon haha
Okeeii kitaa mulaii yaa..
Rasanya… jangan ditanya.
Sakitnya melebihi sakit badanku sendiri, karena sebelumnya aku sudah latihan panas-panasan, hujan-hujanan, dimarahin pelatih, dan semua usaha itu hilang dalam sekejap. Melihat aku seperti itu, ibu semakin tidak mengizinkan aku masuk pesantren. Alasannya juga masuk akal mungkin karena aku mudah sakit, sering drop, dan ibu takut di pesantren nanti aku malah banyak pikiran, tidak makan, atau sakit lagi, ibuku tipikal orang yang over posesif.
Okee kalo di tanya Perjuangan masuk SMAN?
Jawabannya Masya Allah banget.
Tapi walaupun ibu sudah melarang aku berorganisasi lagi , aku tetap keras kepala dan diam-diam ikut dua organisasi yang menurutku tidak terlalu melelahkan yaitu FSRI dan PMR.
Tapi setiap aku kumpulan ada rasa tidak tenang yang selalu menghampiri, "selalu ingat pesan ibuku" dan ada ketakutan tersendiri yang dimana aku takut jika suatu saat nanti dia tiba-tiba mengetahuinya dari orang lain dan bukan dari diriku, akhirnya aku memberanikan diri untuk jujur ke ibu dan bapa ku.
.jpeg)
Perjalanan 3 tahun aku di PMR tidak mudah karena aku harus melewati banyak hal mulai aku harus mewakilkan organisasi PMR pada kegiatan LDKS yang dar der dor mental aku banyak terkuras di kegiatan ini, selama LDKS aku berangkat jam 5 subuh dan pulang jam 6 sore. Selama jadi anggota aku selalu merasa takut karena sikap aku yang terus dipantau agar bisa memiliki jiwa kepemimpinan,makan diwaktu, solat diwaktu dan apabila salah dikenakan hukuman seri, tapi dikegiatan ini aku bisa menjadi lebih disiplin dan berkembang, disini juga aku jadi kenal orang-orang yang hebat bahkan akhir kegiatan LDKS aku bisa outing kegunung putri yang menjadi pengalaman menyenangkan.
Sampai akhirnya…
Tapi jujur PMR ini adalah rumah juga bagiku, disini aku bisa melupakan keluh kesahku, karena orang-orang nya selalu membuat aku tertawa dengan berbagai caranya, aku pun baru sadar biasanya aku hanya bisa bertahan di esktrakulikuler beberapa bulan saja dan mencari kenyamanan yang baru, tapi di PMR aku bisa bertahan sampe 3 tahun lamanya.
INI FOTO DI MUSEUM GEDUNG SATE BANDUNG
Posisinya sebelum nonton peristiwa perang zaman dahulu
Segitu dulu ceritaku di organisasi, sekarang kita Flashback lagi jika mengingat 2 tahun kebelakang tepat dimana Awal masuk kelas 10, aku tidak punya teman. Aku duduk sendiri, makan sendiri, dan benar-benar merasa asing padahal di 1 ruangan. Circle waktu itu kerasa banget anak SMP, MTs hingga pesantren, semua bercampur tapi terpisah. Mungkin karena kita dari beda-beda sekolah yang pastinya beda kepribadian dan lingkungan, jika harus disatukan di satu ruangan aku dan kalian juga pasti paham dan pastinya bakal shock.
Sekarang kalau diingat… rasanya lucu haha, tapi kalo ditanya mau seperti itu lagi jawabannya "ENGGAAAA"
Lanjut sebelum masuk kelas 11, aku punya banyak sekali kekhawatiran. Mulai dari takut peminatan, takut tidak punya teman lagi, dan takut kemana-mana sendirian. karena masa SMP aku pendiem, tidak suka bersosialisasi dengan banyak orang, malu berinteraksi, dan tidak pernah makan diluar kelas sampe tidak pernah membuka masker, pernah suatu hari aku dibecandain temen ku mereka meninggalkan ku sendirian dan aku pun menangis di tempat, mungkin orang lain tidak pernah menduga aku se introvert itu dulu.
Saking takutnya, aku sampai sering menanyakan ke kakak kelas, “Peminatan itu gimana sih? ” dan satu hal yang membuat mereka mulai malas menjawab, yaitu aku selalu bilang...
"takut tidak punya teman" itu kata yg sering ku ulang-ulang, karena pada saat itu rasanya aku memang benar-benar takut. Tapi kenyataannya? Setelah dijalani, semuanya baik-baik saja. Aku bertemu orang-orang baru, suasana baru, dan perlahan-lahan aku bisa pergi ke mana-mana sendiri, tidak lagi bergantung pada siapa pun. Kadang masih ada rasa takut, tapi aku rasa jauh lebih baik dari sebelumnya.
Namun kelas 11 juga penuh pelajaran berat. Aku pernah bermasalah dengan kakak kelas karena kesalahpahaman. Aku pernah merasa tidak nyaman karena terus diejek. Aku pernah musuhan dengan teman bangkuku sendiri. Semua hal itu membuat hatiku lelah…Tapi juga membuatku belajar bahwa menghargai orang lain adalah hal penting agar tidak terjadi luka yang sama.
Kelas 11 juga menjadi tahun yang benar-benar menguji fisik dan mentalku. Aku pernah memaksakan diri lari 12 kali keliling lapangan untuk meraih nilai pjok di atas 80 karena word of affirmations nilai pjok ku paling kecil di kelas 10, pasa saat itu aku sampai histeris, sesak, dan dilihat banyak orang, bahkan sampai menggegerkan ruang guru, sungguh setiap mengingat itu rasanya memamalukan. 1 pelajaran yang aku dapatkan ternyata memang benar sesuatu yang dipaksakan itu tidak selamanya baik. Di kelas 11 aku pun sering tidur jam 2 pagi hanya untuk menghafal. Akhirnya aku kembali dirawat di RS Hasan Sadikin selama 8 hari karena diare parah selama 1 bulan mungkin karena pola makan dan tidur ku yang tidak dijaga. Akibat dari sini aku melewatkan banyak hal di sekolah salah satunya praktek sidang, disaat orang lain pake baju toga aku malah terbaring memakai baju biru khas rumah sakit. Tapi alhamdulilahnya banyak yang sayang sama aku, banyak yang nengok dan nanyain gara-gara ga sekolah, dan 1 hal yang membuatku percaya rezeki itu bisa datang kapan saja, waktu itu aku lagi ga punya uang sepeser pun, dan tiba" banyak yang ngasih salah satunya ibu bapak guru sman 1 cikalongwetan. Allah itu maha adil.

Tapi di tengah kebingungan itu, Allah mempertemukanku dengan sosok yang sangat berarti: Ibun Deshinta.Yang unik, beliau tidak pernah mengajarku langsung di kelas. Tapi perhatian, doa, cara beliau mendengarkan, dan ketulusan nasihatnya… luar biasa. Aku sering bertanya tentang jurusan, tentang masa depan, tentang kebingungan yang aku simpan sendirian. Beliau selalu menjawab dengan lembut, tapi tegas.
Sampai akhirnya…
Dengan beberapa nasihatnya, dan do'a yang selalu terucap di bibirnya aku merasa cocok dengan 1 hal. Ya, aku memilih kembali ke niat awal: "Pendidikan Biologi".
Beliau mengembalikan motivasi yang sempat hilang. Meyakinkanku bahwa setiap jurusan pasti punya titik kesulitan masing-masing, tapi tidak ada yang mustahil asal aku mau berusaha. Dan sejak hari itu, aku kembali mantap melangkah.
Masuk kelas 12… suasananya beda banget. Lebih hangat, lebih dewasa, lebih saling mendukung. Guru-guru baik, wali kelas baik, teman-teman pun jauh lebih bisa menerima satu sama lain. Ditambah aku dapat pembina PMR yang sangat baik, rasanya lengkap benar-benar seperti punya keluarga besar. Kelas 12 adalah tahun yang rasanya cepat sekali bagiku. Tahun yang paling hangat, paling tenang, dan paling aku syukuri.Tidak terasa bisa berjuang sampai hari ini.Tapi perjalanan ku belum selesai di SMA ini, aku masih harus menghadapi PSAS minggu depan, harus melanjutkan penelitian KTI, Ujian sidang KTI dan terakhir tinggal menunggu kelulusan serta berjuang masuk PTN. Bisa sampai dititik ini rasanya sangat campur aduk antara sedih, bangga, bersyukur, takut, karena sebentar lagi aku bakal meninggalkan sekolah ini, sekolah yang membawa diriku ini banyak perubahan.
Dari sekolah ini aku belajar banyak hal: pengalaman, organisasi, mental, sahabat, dan kedewasaan. Aku sangat bersyukur masuk ke sekolah ini. Padahal dulu aku tidak ingin masuk SMA karena aku takut adanya senioritas, takut sendirian, takut tidak bisa mengikuti lingkungan. Tapi ternyata…
Allah menuliskan dan menggantikan takdir terbaik untukku.
Di sini aku tumbuh. Dari anak pendiam yang takut ditinggalkan, menjadi aku yang sekarang. Lebih berani,lebih percaya diri,bisa berpergian sendiri,bisa dipercaya menjadi wakil komandan, bendahara, ketua kelompok,bahkan mulai terbiasa berbicara di depan banyak orang.
Aku bangga melihat sejauh apa aku sudah melangkah. Dan akhir dari semua perjalanan di masa SMA ini, aku hanya punya satu keinginan yang ku harap allah kembali berpihak dan menakdirkan nya untukku :
"Semoga aku diberi kesempatan berkuliah, mengejar cita-citaku menjadi guru, membanggakan orang tuaku, dan sukses dunia akhirat bersama ibu bapa, keluarga, guru-guruku, dan semua yang sudah baik kepadaku aku pun ingin mewujudkan cita" terbesar ku saat kecil yaitu berkesempatan membawa ibu bapa ku ke rumah gusti allah swt"
Dan semoga aku bisa membuktikan bahwa anak perempuan nya yang dulu dianggap lemah ini bisa sukses dan mewujudkan cita-cita nya, selain itu aku pun ingin membuktikan bahwa perempuan tidak hanya pantas berada di dapur saja, tapi juga pantas bermimpi, belajar, dan memiliki kesempatan seperti hal-nya laki-laki.
Terima kasih Ya Allah.
Terima kasih SMAN 1 Cikalong Wetan.
Terimakasih Guru-guru
Terima kasih untuk semua kisah yang membuatku jadi versi terbaik dari diriku hari ini.




.jpeg)
.jpeg)
.jpeg)


.jpeg)

.jpeg)





Komentar
Posting Komentar