Langsung ke konten utama

The Journey of Growth : Andika Yuniardi

 

The Journey of Growth


Nama saya Andika Yuniardi Kurnia, lulusan SMPN 1 Cikalong Wetan yang kemudian melanjutkan pendidikan di SMAN 1 Cikalong Wetan. Saat pertama kali masuk, saya ditempatkan di kelas X G. Itu adalah awal dari perjalanan panjang yang bukan hanya tentang sekolah, tetapi tentang tumbuh, belajar, dan menemukan diri sendiri.

 

Kelas X G: Awal Segalanya

Saat memasuki kelas X, semuanya terasa baru. Lingkungan baru, sistem pembelajaran baru, guru baru, teman baru, dan suasana yang benar-benar berbeda dari SMP. Di titik itu, saya hanya seorang siswa biasa yang sedang mencoba beradaptasi. Namun seiring waktu, saya mulai terbiasa. Saya menemukan teman-teman yang kemudian menjadi tempat berbagi cerita, belajar bersama, saling membantu, bahkan saling mengingatkan saat tugas menumpuk. Kami tertawa, bercanda, saling jahil, namun juga saling mendukung. Di kelas X ini, saya mulai merasakan apa itu proses pendewasaan. Tidak hanya belajar dari buku dan guru, tetapi belajar dari interaksi, pengalaman, dan rutinitas harian. Tahun ini penuh dengan rasa ingin tahu, semangat, dan pengalaman pertama yang mengubah cara saya melihat dunia sekolah yang lebih luas. Kelas X menjadi pondasi. Di sini, saya belajar bahwa sekolah bukan hanya tempat belajar, tetapi tempat untuk membangun karakter, membangun hubungan, dan menata masa depan.

 

Kelas XI G: Tahun Tersibuk dan Tahun Perubahan

Saat masuk kelas XI, semuanya berubah lebih cepat dari yang saya bayangkan. Tahun ini saya mulai menemukan peran saya di sekolah. Saya bergabung dengan OSAC (OSIS). Dari sini, kehidupan sekolah bukan Cuma soal belajar di kelas, tetapi juga ikut berkontribusi bagi lingkungan sekolah. Di sinilah perjalanan saya sebagai pemimpin dimulai. Saya diberi kepercayaan menjadi Ketua Oltrad (Olahraga Tradisional) dan ikut terlibat dalam berbagai kegiatan dan event sekolah. Dari rapat panjang, koordinasi panitia, menyusun konsep acara, sampai menghadapi situasi yang tidak terduga — semua itu membentuk saya. Melalui banyak pengalaman itu, saya belajar public speaking, belajar berkomunikasi dengan banyak orang, dan belajar menjadi pemimpin bukan hanya dengan bicara, tetapi dengan tindakan dan tanggung jawab.

 

Namun, perjalanan ini juga punya sisi beratnya. Selama kelas XI, saya mengikuti Pemintana dengan jadwal dua hari dalam seminggu. Karena itu, saya tidak bisa lagi sering berkumpul dengan teman-teman setiap Minggu seperti dulu. Waktu bersama mereka berkurang, dan rasanya tidak mudah. Ada rasa sedih, ada rasa kehilangan suasana yang dulu hampir selalu saya temui. Tapi dari situ, saya belajar bahwa pilihan selalu membawa konsekuensi. Dan untuk berkembang, terkadang kita harus merelakan kenyamanan.

 

Kelas XII G: Akhir Perjalanan, Awal Kenyataan

Kini saya berada di kelas XII G. Di tahun terakhir ini, suasana terasa berbeda. Ada rasa bangga karena sudah sejauh ini, ada rasa siap karena pengalaman sudah banyak, tetapi juga ada rasa tidak rela karena semuanya perlahan mendekati akhir. Kelas XII adalah tahun antara masa sekolah dan masa depan. Di sini, saya mulai memikirkan langkah selanjutnya, mempersiapkan diri untuk ujian, dan merapikan mimpi-mimpi yang sebelumnya hanya ada di kepala. Walaupun waktu terasa cepat, saya masih membawa semuanya dari tahun sebelumnya: Semangat dan keberanian dari kelas X. Pengalaman, tanggung jawab, dan leadership dari kelas XI. Kedewasaan dan persiapan masa depan dari kelas XII.

 

Perjalanan ini bukan hanya tentang pindah kelas setiap tahun, tetapi tentang bagaimana saya berubah, berkembang, dan belajar menjadi versi yang lebih baik dari diri saya sebelumnya.

 

Dari kelas X G, XI G, hingga XII G, saya belajar banyak hal yang tidak semuanya ada di buku pelajaran. Saya belajar tentang komitmen, kebersamaan, komunikasi, keberanian, serta arti tanggung jawab. Saya mungkin tidak selalu sempurna, tetapi perjalanan ini membuat saya jauh lebih kuat dan jauh lebih siap menghadapi masa depan. Perjalanan ini bukan hanya tentang sekolah. Ini tentang proses membangun diri. Dan saya bangga pernah menjalaninya di SMAN 1 Cikalong Wetan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

THE IMPACT OF BOTTLE RECYCLING

  By Rizka, Sulis, Dela, Robi, Salman, Haikal Waste is the remaining product or item that is no longer used. There are 3 ways or methods to manage waste namely reducing, reusing and recycling plastic here will discuss about recycling the plastic bottle waste, recycling plastic bottle is very beneficial and has many positive impacts. Although some students actively participate in this practice, there are still many students who  cannot or refuse to recycle plastic bottles. The following is the impacts of recycling of bottle waste for our life From our interviews and research, several positive and negative impacts of recycling plastic bottle waste have been identified, such as air pollution, where certain methods of recycling plastic bottles can harm air quality. Recycling bottle waste can impact the quality of the product itself. Poor and inadequate management during production stages can result in low-quality products. Recycling plastic bottle waste also leads to an increase i...

Story at School

 Rika Dimas Fitria  XII.i B.Indonesia Story at School Kelas X  Pada suatu hari,,saya telah lulus MTs sampai orang tua meneruskan saya ke Sekolah SMAN 1 Cikalongwetan ini,lalu saya daftar ke SMAN 1 Cikalongwetan bersama kakak dari pagi sampai jelang malam,sampai menunggu pengumuman diterima atau tidaknya,sampailah Alhamdulillah saya diterima disekolah ini.Lalu salah satu teman sosmed menghubungi saya bahwa kita sekelas,dia bernama Shifa Sulastri.karena sekolah ini pada era covid kita sekolah dibagi sesi pertama dan kedua lalu saya sesi dua sampai bertemu pada pertemuan sekolah saya bertemu dengan Shifa langsung,tidak hanya Shifa bahwa saya juga sekelas dengan temen SD saya yaitu Siti Sopiah,sampai pada hari-hari berikutnya saya berkenalan dengan teman yang lainnya seperti N.Sani,Suci dan yang lainnya.Lalu wali kelas X kita adalah ibu Amila sholihah lalu saya mengerjakan tugas sebagian BDR dan diadakannya projek Pertama yang berjudul KTI (karya tulis Imiyah) dan disatukan k...

CERITA YANG TIDAK AKAN BERAKHIR

Saskia Agustin Masa corona akhirnya berakhir, semua yang berada di rumah akhirnya kembali menjalani kehidupan seperti semula walaupun masih identik dengan pemakaian masker yang wajib dipakai apabila akan keluar rumah. Seperti halnya denganku, saskia. Mulai kembali menjadi siswi yang berangkat pagi untuk ke sekolah, yang juga seperti itu. Pembelajaran di sekolah masih belum efektif ternyata, jadi para guru memberikan alternatif agar bisa melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah dengan menerapkan sistem yang dikelas para murid dibagi 2 atau dengan sebutan sesi a dan b.  Belum begitu banyak mengenal siapa saja yang ada di kelas hanya satu, siti. Unik memang ketika Aku menyangka kalau Siti itu orangnya memiliki badan yang tinggi hahah. Alurnya singkat sampai tanpa tidak sadar kalau kita sudah begitu dekat tapi bukan hanya siti ada satu orang lagi yang sampai sekarang dekat denganku dia Rahma, orang ketika mendengar namanya pasti akan langsung bilang " anu pinter tea", asli mema...