Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label XII G

Aku Tidak Tahu Salahku

Nasywa Adya Pada 9 tahun yang lalu, aku mengalami kejadian yang membuatku bingung sampai sekarang salahku dimana, ini terjadi pada saat aku masih ada di kelas 3 SD yang bisa dibilang masa masa hidupku belum memikirkan beban apapun dibanding sekarang. Pada saat itu situasi berjalan seperti anak SD biasanya, pada jam pertama pelajaran kelasku adalah olahraga. Aku dan teman sekelasku mengikuti jam pelajaran itu dengan sangat baik tanpa ada hal yang menghalangi kegiatan kita, disaat jam pelajaran berakhir aku dan teman sekelasku kembali ke kelas sambil mengobrol.  Sebelum masuk ke kelas, kamu menyimpan sepatu ke dalam rak sepatu dengan tertib. Setelah itu, kami langsung bergegas untuk masuk kedalam kelas dan aku bertujuan akan mengambil baju ganti ke meja milikku tetapi ada teman laki laki sekelasku yang tiba tiba mendorong ku ke sudut tembok dan langsung memukul bagian kepala ku dengan keras. Disitu aku merasa kebingungan, tidak tau penyebab teman laki laki ku ini bisa melakukan hal itu k

INI AKU

RISMAWATI Kania , Dia adalah seorang gadis yang aktif, ceria dan akrab dengan siapa saja, Dia mempunyai postur tubuh yang pendek ,Ia  kerap disapa Nia . Terkadang dia bingung dengan dirinya sendiri dari SD sampai sekarang sering kali di ejek dengan kata “ kok udah gede masih aja pendek “ mungkin menurut mereka kata-kata itu sepele namun bagi Nia sangat lah menyakitkan . Kania bukan lah orang  yang mudah mengungkapkan apa yang di rasakan , Nia hanya bungkam dan bersikap seperti tidak apa-apa di tertawakan dan dibawa happy tetapi sebenarnya nia merasa sakit hati dan tidak menyukai hal tersebut. Terkadang dia merasa dirinya kurang selalu saja insecure dan kurang percaya diri. Terkadang nia menangis usai pulang sekolah dia selalu saja sedih karna dia selalu ke pikiran apa yang sering orang ucapkan terhadap fisik nya , dia selalu ingin tinggi anggar tidak di ejek dengan sebutan pendek. Pada saat itu kania bertemu dengan orang yang berusaha membuat dirinya untuk tidak insecure dan tidak perc

Tutur Kata yang Menyakitkan, Darurat Perundungan secara Verbal pada Remaja SMA. Menyelami Pengalaman Individu yang Dirundung dan Strategi Mengatasinya

Rahmadhaniar oktaviani FSGI( Federasi Serikat Guru Indonesia), mengungkapkan fakta bahwa 80% satuan pendidikan dibawah kewenangan kemendikbud kerap kali terjadi kasus perundungan. Jenis perundungan yang dilaporkan mencakup perundungan fisik, verbal, dan psikologis. Perundungan fisik tercatat memiliki persentase tertinggi, yaitu 55,5%, disusul perundungan verbal (29,3%) dan perundungan psikologis (15,2%). Melansir dari Kementerian Kesehatan Perundungan verbal meliputi ancaman, meremehkan, mempermalukan, menggoda, menjelek-jelekkan, menyindir, mengkritik/menertawakan, intimidasi, mengumpat, dan menyebarkan berita yang belum diketahui. Perundungan verbal merupakan perundungan yang membuat korban merasa takut atau terluka dengan menggunakan kata-kata yang tidak menyenangkan. Jenis perundungan ini dianggap lebih berbahaya dibandingkan perundungan fisik. Mengutip buku Kesehatan Mental (Teori dan Aplikasi), alasan mengapa perundungan verbal dianggap lebih berbahaya dibandingkan perundungan fi

Aku dan Seisinya

Syalfa Valiza        Menurut sebagian orang masa remaja adalah masa yang paling menyenangkan karena terdapat banyak kebahagiaan dan kegembiraan, namun nyatanya yang kurasakan tidak se-menyenang itu, karena masa remajaku dipenuhi oleh luka bahkan sebelum masa itu aku telah hidup berdampingan dengan luka yang tidak seputar pada percintaan semata saja, namun keluarga yang berdominan pada luka itu.      Ingin untuk berbagi kisah dan kasih bersama dua orang yang ku sebut “Orang tua” yang didapatkan oleh sebagian anak dengan segala sedih dan tawa yang mereka curahkan kepada sosok itu, berbeda dengan ku keharmonisan yang dirasa hanya sesaat dan sisanya hanya cemoohan yang ku dapatkan, tak ada pertanyaan “bagaimana sekolahmu hari ini?”  “Mau makan dengan apa?” Atau di cari saat aku pulang terlambat. Ia meninggalkan ku sendiri disini dengan perasaan sepi, sunyi yang menjadi makanan sehari-hari.        Perkataan tak enak sudah biasa ku telan saat ia meluapkan amarahnya perihal apa yang sedang me