Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label XII K

Ingatan yang Pahit

 Ervina Aidin Di masa lalu, kisah pahit melibatkan diriku, seorang perempuan kecil yang hanya berdiam diri dan tertunduk dalam kesepian di lautan teman yang berubah menjadi badai kebencian. Terdorong oleh desakan teman yang penuh tipu daya, mereka yang perlahan menjauh seperti dedaunan yang terhempas oleh angin yang kencang. Di setiap langkahku jejak-jejak pertamanan yang dulu bersinar dan penuh kehangatan tetapi kini dipenuhi bayang-bayang pengkhianatan. Hatiku benar-benar terguncang dan kini semuanya bagai awan gelap yang menutupi indahnya langit. Di tengah kehampaan, aku mencoba terus berlari sambil tertatih-tatih mencari cahaya di kegelapan. Meskipun kekecewaan itu tetap terasa, tetapi aku terus berusaha bangkit dan terus bangkit untuk mengais sedikit serpihan harapan yang ada di depan mata. Namun, hinaan dan ejekan yang dilontarkan begitu kejam dan menyayat hati bagaikan pisau yang tajam. Perempuan kecil ini hanya terdiam dan tertunduk yang disertai aliran air mata yang membasahi

Perjalanan kuat melawan perundungan

 Anisa Cintyaasih Rahmawati Saat duduk di sekolah dasar cinta menemukan dirinya terperangkap dalam bayang-bayang perundungan. Tubuhnya yang gemuk dan bentuk mata yang berbeda membuatnya menjadi sasaran empuk teman-temannya. Setiap hari, panggilan "badan gemuk" dan ejekan sebagai "orang Jepang" menghantui Cinta di sekolah.  Saat istirahat tiba teman-temannya datang ke meja nya dan mengatai cinta dengan orang jepang, hal itu membuat cinta sakit hati. Namun karena Cinta tidak pendendam dia lebih baik untuk diam dan membiarkan teman-temanya sesuka hatinya.  Hari-hari berikutnya teman-teman Cinta semakin menjadi-jadi banyak sekali cacian yang keluar dari mulut teman-temannya mengatai Ayah Cinta dengan sebutan yang tidak pantas.   Namun Cinta tidak pernah melawan, membiarkan teman-temanya melakukan apapun padanya ia tidak pernah membalas. Hingga suatu hari Cinta semakin geram dengan tingkah teman-temannya, Cinta melawan mereka dengan berbicara lantang dan mengatakan "

“Menemukan Kepercayaan Diri"

                                     Sri Putri Hastuti Di sebuah sekolah, ada seorang siswi bernama putri. Putri adalah seorang gadis yang kurus dan kecil tubuhnya. Namun, kekurusannya sering menjadi bahan omongan oleh teman-temannya.  Putri sering kali merasa tersisih dan tidak dihargai karena tubuhnya yang kurus. Dia merasa sedih dan frustasi karena dianggap tidak cukup cantik atau menarik. Namun, ada sebagian orang di sekolah yang justru ingin memiliki tubuh yang kurus seperti putri. Salah satu dari mereka adalah Sarah, sahabat putri sejak lama. Sarah adalah seorang gadis yang memiliki tubuh yang lebih berisi. Dia sering kali mengolok-olok putri dengan mengatakan, "Kamu harus minum obat penggemuk, putri. Tubuhmu terlalu kurus!" Putri merasa terluka dengan kata-kata Sarah. Dia merasa bahwa dirinya tidak diterima apa adanya. Namun, putri memutuskan untuk tidak membalas atau membiarkan dirinya terprovokasi. Dia ingin menunjukkan bahwa kepercayaan diri tidak hanya bergantung p

Kisahku yang Malang

Febrian Hendrika Salah satu pengalaman buruk saya saat masih SMP di mulai dari kelas 7 saat mpls dimana disitu saya di asing kan karena tidak memiliki teman saat SD pas di mpls. Cerita ini dimulai dari hari kedua MPLS SMP dimana saya di tempatkan di kelas 7G, disitu saya tidak memiliki teman karena teman SD saya lebih dominan memiliki SMP yang lain di bandingkan saya, saat itu saya sedang kumpul di aula mendengarkan Kaka kelas sedang menjelaskan sesuatu, saya berada di barisan paling belakang bersama anak laki laki kelas lain yang pada saat itu saya tidak mengenal sama sekali. Kejadian saat saya sedang diam duduk tetapi anak laki laki mungkin mereka teman sejak SD jadi mereka sangat akrab sehingga berani melakukan apa yang mau mereka lakukan. Saat itu segerombolan anak tersebut mengganggu anak lain nya dengan cara melempar dan memukul anak yang lain. Kebetulan saya berada di samping mereka yang tidak luput menjadi sasaran, saya di lempari sampah makanan dan di bilang yang tidak seharus

Kisahku

  Faiha Adytia Dwi Astuti Dulu, aku menganggap mendapat perlakuan yang masuk kedalam tindakan pembulian merupakan suatu hal yang wajar agar tetap mendapat teman. Terlalu takut sendiri, takut tak ditemani, takut untuk merasa keberatan atas perlakuan mereka. Rasanya, dulu aku terlalu naif menganggap bahwa dengan aku tidak menunjukkan keberatanku akan sikap mereka, maka aku tak akan kehilangan teman. Nyatanya, sendiri tetaplah sendiri. Segala perlakuan buruk terus aku terima, dipukul, dicaci, dimaki, diludahi, dijauhi karena hasutan orang. Tak ada yang mau berteman, sendiri selama bertahun-tahun. Semua orang menganggap hal tersebut merupakan kewajaran dan lelucon dalam pertemanan. Lucu sekali, bahkan mereka terus menampik kebenaran dan berlindung dibalik kata pertemanan. Tak bisa luput dari ingatan, bahkan memaafkan pun rasanya enggan. Terlalu sakit untuk hanya sekedar maaf yang bahkan tak pernah terucap.       Perlakuan buruk juga diterima dari beberapa guru mata pelajaran, saat itu nila